Bilangan
adalah suatu deretan angka yang tak terhingga banyaknya, ada yang tersebut dan
ada juga yang tidak tersebut. Angka merupakan suatu simbol yang sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Angka adalah simbol penting dalam
kehidupan kita. Tanpa angka tentulah urusan kehidupan baik itu ekonomi kita,
urusan pembangunan negara, dan urusan penting lainnya tentu akan menjadi
kacau.
Pada
awal-awal zaman, bilangan yang digunakan manusia adalah “bilangan asli”.
Bilangan ini khususnya memiliki sembilan angka, yaitu 1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9. Bilangan
asli adalah angka-angka pertama yang digunakan manusia untuk menghitung secara
aritmatika. Namun bilangan asli ini tidak memenuhi apa yang dibutuhkan manusia,
mereka bertanya-tanya “bagaimana caranya kita menuliskan angka sepuluh?” Ini
adalah suatu yang rumit. Bilangan asli digunakan ribuan tahun lamanya.
Pada
zaman “The Golden age of Islam”, matematikawan penemu Al-Jabar menjawab
pertanyaan ini. Dia menyatakan bahwa manusia memerlukan angka nol untuk
menuliskan angka sepuluh, angka seribu, seratus dan yang lainnya. Angka nol ini
mempermudah kita untuk menuliskan angka seribu. Angka ini dapat juga
dimanfaatkan dalam berbagai bidang sains dan urusan kehidupan dan ekonomi. Maka
dari itu muncullah sebuah bilangan yang disebut bilangan cacah yang teridiri
dari bilangan nol dan bilangan seterusnya yang tak terhingga.
Pada
zaman berikutnya manusia memerlukan sesuatu yang sangat importan, yaitu bagaimana
cara mengukur kedalam laut, danau, atau bagaimana cara mengukur kedalam tanah
dari titik nol yakni permukaan bumi? Bagaimana manusia dapat mengetahui tata
letak suatu tempat dalam peta? Pertanyaan ini telah terjawab sejak abad ke
19-an. Manusia memerlukan sebuah bilangan negatif untuk mengukur kedalaman air
dan dalamnya bumi kita. Bilangan ini hingga saat ini disebut sebagai bilangan
bulat yang terdiri dari bilangan negatif, bilangan nol, dan positif.
Dari
wacana-wacana yang ada diatas, mari kita berfikir. Bilangan apa yang melandasi
3 bilangan ini. Bilangan apa yang ada sebelum bilangan asli. Penulis menyatakan
bahwa sebelum ada bilangan-bilangan yang ada dari dulu hingga sekarang adalah
bilangan tunggal yang terdiri dari satu angka yaitu 1. Menurut penulis bilangan
1 merupakan suatu bilangan yang tidak berawal sama sekali. Mari kita buktikan
angka 1 adalah bilangan yang tidak berawal, dan bilangan lainnya merupakan
hasil operasi dari bilangan 1. Mari,
1+1=2,
1+2=3, 1+3=4 1+4=5, 1+5=6, 1+6=7 1+7=8 dan seterusnya bilangan 1-lah yang telah
menciptakan bilangan asli karena selisih tiap suku dari bilangan itu adalah
angka 1. Bila 1 merupakan angka yang tidak berawal maka angka 0 pun diciptakan
oleh angka 1. Bukti, 1-1=0, bahkan angka negatif sekali pun 0-1=-1, -1-1=-2,
dan seterusnya. Ini artinya ada sesuatu yang sangat istimewa dalam angka satu. Bagaimana
bila bilangan 2 tidak berawal, maka dia hanya akan menghasilkan bilangan
kelipatan 2 saja begitu juga bilangan lainnya. Inilah suatu bukti bahwa 1
merupakan sifat Tuhan yang Maha Esa, Allah dikatakan Esa karena angka 1 merupakan
suatu sifat-Nya. Karena 1 tidak berawal itu artinya angka itu tidak diciptakan,
dan apa yang tidak diciptakan disebut Pencipta, Rabb kita, dialah Allah
satu-satunya Tuhan, dan dialah yang patut disembah karena tidak ada Tuhan yang
lain. Allah berfirman:
“Katakanlah: Allah itu Esa.” (QS.
Al-Ikhlas : 1)
Ada
keistimewaan lain dari angka 1 ini, yakni angka ini secara matematis tidak
dapat diperbanyak. Dalam ilmu biologi jika manusia dulunya satu maka manusia
akan punah dalam jangka waktu yang singkat. Allah menciptakan Adam kemudian dia
menciptakan Hawa. Kemudian Adam dan Hawa beranak dan bercucu. Coba pikirkan
bila dulunya manusia hanya Adam tanpa Hawa. Mustahil dia beranak. Hal ini
berarti setiap yang 1 tidak dapat diperbanyak dan setiap yang lebih dari 1 dapat
diperbanyak. Mari kita buktikan. Dalam matematika 1n = 1 itu artinya
dalam pangkat positif apapun angka ini tetaplah dia, meskipun n itu adalah 1000
atau bilangan yang tidak dapat diucapkan. Coba angka 2. 22=4, 238,
24=16, dan seterusnya ini bahwa setiap angka yang lebih dari angka 1
dapat diperbanyak (dipangkatkan) dan akan mendapatkan anak angka. Pada umumnya
angka prima merupakan nenek moyang seluruh angka kecuali angka satu, karena
angka satu tidak berawal. Hal ini telah membuka pikiran kita bahwa Pencipta itu
tidak banyak tapi Esa dan tak tercipta, tidak beranak dan tidak diperanakan.
Allah berfirman:
“(Allah) tidak beranak dan tidak
diperanakan.” (QS. Al-Ikhlas:3)
Karangan berfilsafat bagus mengenai angka. Sumber tepat untuk susunan kamus online JERMAN- INDONESIA saya.
BalasHapusSalam dari Frankfurt
http://indonesien-inselwelt.blogspot.de/